Cara Mengendalikan Hawa Nafsu

Hawa nafsu adalah kecenderungan tabiat terhadap apa yang sesuai dengannya. Hawa nafsu dalam pengertian ini tidaklah tercela jika sesuatu yang menjadi tuntutannya berupa sesuatu yang mubah. Sebenarnya yang dicela itu hanyalah karena kadarnya yang berlebihan. Kalaupun ada orang yang berpendapat bahwa hawa nafsu itu secara mutlak tercela, hal ini dapat dipahami karena pada umumnya hawa nafsu itu melahirkan yang haram atau mengarah kepada yang haram karena kadarnya yang berlebihan.

Ketahuilah bahwa jiwa itu memiliki tiga unsur. Pertama, unsur akal; keutamaannya adalah hikmah (pengetahuan). sedangkan keburukannya adalah kebodohan. Kedua, unsur marah {ghadab); keutamaannya adalah keberanian (hidah), sedangkan keburukannya adalah pengecut (jubn). Ketiga,
syahwat; keutamaannya adalah menjaga kesucian diri ( ‘iffah).sedangkan keburukannya adalah mengikuti hawa nafsu.

Menahan diri dari setiap keburukan dapat menimbulkan dampak positif terhadap jiwa. Kebaikan atau keburukan itu tergantung kepada tingkat kemampuan manusia dalam menahan diri. Manusia yang tingkat kemampuan manahan dirinya rendah lalu akalnya dikuasai hawa nafsu, maka ia telah menjadikan pemimpin sebagai pengikut dan pengikut sebagai pemimpin. Maka pasti semua yang diinginkan oleh dirinya akan berbalik merugikan dirinya. Ia akan mengaiami kerugian dari sisi keinginan untuk memperoleh keuntungan, dan akan mengalami kesedihan dari sisi harapan untuk mendapatkan kebahagiaan.

Sesungguhnya manusia lebih unggul daripada binatang hanya karena manusia memiliki akal yang dapat mengendalilkan hawa nafsunya. Jika manusia tidak mau menerima pertimbangan akal, dam hawa nafsu menguasainya, maka binatang itu lebih bisa dimaklumi daripada manusia (karena binatang tidak dikarunial akal).

Sebagai bukti yang menunjukkan keutamaan pengendali­an hawa nafsu adalah penghargaan terhadap anjing pemburu dibanding jenis anjing yang lain. Hal itu karena dia bisa menahan diri untuk tidak memakan hasil buruanya demi majikan karena takut disiksa, atau sebagai sikap terima kasihnya atas kebaikan majikan. Hawa nafsu itu bagaikan air yang mengalir deras meluncur membawa perahu watak. Akal itu bagaikan tempat tujuan. Ketika tempat tujuan telah menahan perahu dan laju air telah melamban, maka air berlalu meninggaikan perahu.
Hendaknya orang yang berakal menyadari bahwa susah payah dalam mengendalikan hawa nafsu itu lebih ringan daripada akibat yang timbul dari mengikuti hawa nafsu. Paling tidak akibat yang akan dialami oieh orang-orang yang mengikuti hawa nafsu adalah bahwa mereka itu mengarah kepada satu kondisi di mana mereka tidak lagi merasakan kenikmatan dengan mengikuti hawa nafsunya karena hal itu sudah menjadi sesuatu yang biasa. Namun demikian mereka tidak akan dapat meninggalkannya karena sudah ketagihan, seperti yang ketagihan seks dan minuman keras.

Merenungkan masalah ini akan memudahkan manusia untuk mengendalikan hawa nafsu. Di antara yang dapat memudahkan dalam pengendalian hawa nafsu adalah perenungan manusia tentang dirinya sehingga sadar bahwa dia diciptakan bukan untuk mengikuti hawa nafsu. Ketahuilah unta makan lebih banyak daripada manusia, burung pipit lebih sering melakukan hubungan seksual daripada manusia, binatang bebas dalam melampiaskan keinginannya tanpa pernah merasakan kesedihan dan kesusahan akibat mengikuti hawa nafsunya. Dengan demikian ketika porsi manusia kurang di banding binatang dalam masalah syahwat, ditambah lagi dengan kekurangan lain seperti kesedihan dan kesusahan, mestinya dia sadar bahwa dia diciptakan bukan untuk mengikuti hawa nafsu.

Posting Komentar untuk "Cara Mengendalikan Hawa Nafsu"

Jangan lupa di share ya, agar kebaikan tidak berhenti di kamu, Barakallahu Fikum.